Jumat, 02 Desember 2011

Akhir Sebuah Kisah

         23 Desember 2011 besok tepat satu tahun kami putus. Entah, apa yang membuat aku seperti masih hidup dalam bayang-bayangnya. Sementara dia, seperti merasa diantara kami tidak pernah ada apa-apa. Ini membuatku sangat ingin menanyakan dan meminta beberapa hal pada dia. Satu, apa kenangan-kenangan kita tidak ada stupun yang membekas di hatimu ? Dua, katakan bahwa dulu kamu benar-benar mencintaiku dengan deretan kata indah yang sering kamu buat dulu ! Tiga, tolong katakan kepadaku bahwa kamu meminta aku untuk bangkit dan melanjutkan hidup untuk meraih cita-citaku dengan atau tidak ada kamu !
Ini berbanding terbalik. Padahal sewaktu kami masih memiliki rasa cinta satu sama lain, rasanya tidak banyak perbedaan yang ada diantara kami. Kami dapat memenuhi sebagian besar keinginan satu sama lain, walaupun aku tidak tau ada berapa persen pikirannya yang mulai bosan denganku. Aku yakin presentase untuk kemunginan itu pasti ada, namanya juga laki-laki pasti ada naluri untuk mendua. Aku bisa mengatakan seperti itu karena beberapa laki-laki yang dekat denganku melakukan itu (mendua) padahal mereka terlihat lugu. Lalu, bagaimana dengan dia yang terlihat brutal ? Mentiga ? Menempat ? Hah, setidaknya yang ku ketahui secara terang-terangan dia hanya mendua. Udah gitu, yang dia pilih buat selingkuhan tuh agak gimana gituh. Hahaha. Emang sih, aku juga denger berita lain kalau dia pernah sama itu. Menerut pengakuannya  sih enggak. Emm, gimana yaa ? percaya ga yaa ? Ah, tauk deh ! Yang penting waktu itu he love me. Hahaha. Dan, dengan dia mendua kedudukan jadi seimbang, karena aku juga pernah mendua. Upsss . . . Hehehe. Mungkin ini salah satu faktor penyebab hubungan kami ga langgeng dari 9 faktor lainnya.
Tapi, siapa yang tau kalau mungkin 3 tahun, 4 tahun atau 5 tahun lagi kami bakal menjalin hubungan kembali. Tentunya kami jauh lebih matang dari sebelumnya. And then, we happily ever after. Hahaha-Ah, aku ngehayal lagi- Hmm. . . setelah dia bener-bener pergi, rasanya paru-paru ku menampung udara melebihi batas normal akibatnya aku sering merasa sesak di dada. Badanku tidak bisa beraktifitas senormal biasanya karena tujuanku menghilang. Dan aku tidak pernah merasakan kehangatan lagi. Apalagi kepergianya mengajak satu persatu yang dapat membantu dalam keterpurukanku.
Sewaktu dia milikku, dia bisa memainkan 3 peran sekaligus. Dia bisa memainkan peran sebgai ayahku, sebagai kakaku dan yang ini sungguhan yaitu sebagai pacarku. Dia menghangatkanku ketika aku kedinginan, dia membantuku ketika aku kesakitan dan dia memberi sebaik dia bisa. Aku sering merindukan semua hal yang ada padanya ketika aku merasa sangat kesepian, mulai dari tatapan mata kami yang saling bertemu dalam jarak yang gak lebih dari 1,5 cm. Bibir yang kadang mengekspresikan kemanjaan, kemarahan, kesedihan atau nafsu. Hahaha. Tangannya yang menggenggam, merangkul hingga memelukku dengan erat ketika aku benar-benar membutuhkan hal itu. Dannnn . . . Ah, tapi semuanya hanya kenangan. Andai aku bisa meminta rekaman kisah cinta kami dari awal hingga akhir dan Tuhan sudi memberikannya, mungkin sebagai hadiah 1 tahun hubungan kami yang telah berakhir:’)
‎02 ‎Desember ‎2011  18:28:29

Tidak ada komentar:

Posting Komentar